Sebenarnya apa aja sih tahap pubertas buat anak perempuan? Beda nggak ya sama cowok?
Dilansir dari Alodokter, pubertas adalah suatu tahap atau proses perkembangan seorang anak menjadi dewasa secara seksual. Secara umum, pubertas ini terjadi pada rentang usia 10 - 14 tahun buat anak perempuan (namun bisa juga dimulai dari 8 - 13 tahun), dan pada cowok di rentang usia 12 - 16 tahun (atau bisa juga 9 - 15 tahun).
Menurut website Durex, hormon-hormon tertentu akan mulai diproduksi di dalam tubuh. Dan semua hormon ini akan mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Makanya di fase pubertas selain perubahan fisik, juga ada perubahan mental yang akhirnya membedakan kita sebagai remaja dengan anak-anak.
Seperti apa perubahannya? Baca di bawah!
TAHAP 1
Fisik:
Pada tahap ini, belum ada perubahan yang signifikan terhadap tubuh kita. Tapi di dalamnya, otak kita udah mengirim sinyal ke tubuh untuk menyambut datangnya pubertas ini. Melansir dari Good Doctor, proses pengiriman sinyal ini dilakukan oleh hipotalamus yang mulai melepaskan hormon pelepas gonadotropin (GnRH) ke kelenjar pituitari, yang merupakan area kecil di bawah otak yang bikin hormon pengendali kelenjar lain di dalam tubuh. Sinyal ini biasanya didapat sama perempuan yang udah menginjak usia 8 tahun, sedangkan kalau anak laki-laki baru berproses di usia yang ke-11. Jadi nggak heran lagi kan kenapa perempuan selalu dibilang lebih cepat dewasa dibanding laki-laki?
Psikis:
Selain perubahan fisik, psikis dan emosional pada perempuan juga ikut berubah. Di tahap ini, perubahan lebih terlihat ke arah mood, yaitu perasaan yang tiba-tiba suka berubah-ubah, sebentar gembira, sebentar sedih dan marah-marah, galau, besar kemungkinan sedang berada dalam tahap pubertas.
TAHAP 2
Fisik:
Di tahap ini, perubahan dalam tubuh kita bakal lebih terasa, karena hormon pun mulai mengirim sinyal ke seluruh tubuh, dan hal ini terjadi saat kita menginjak usia 9-11 tahun.
Tanda pertama yang bakal dirasakan saat memasuki tahap 2 pubertas adalah tumbuhnya tunas payudara yang terbentuk di bawah puting susu. Kalaupun terasa sedikit gatal, ini merupakan hal yang normal. Ngga cuma itu, rahim juga mulai membesar dan mulai tumbuh sedikit rambut kemaluan di bibir vagina.
Psikis:
Menurut Dokter Petrin Redayani Lukman dari Divisi Psikoterapi, Departemen Psikiatri, RSCM yang dilansir Kompas.com, ia menjelaskan kalo remaja yang pubertas bakal memperhatikan perubahan fisik di tubuhnya dan pingin untuk tampil menarik. Selain itu, adanya penyesuaian tubuh dan perasaan yang mulai matang juga terjadi di tahap ini. Kita juga mulai merasakan adanya penetapan identitas seksual, yang berujung ke rasa tertarik pada hubungan romantis. Makanya di fase ini, kita udah mulai sadar soal naksir-naksir teman sekolah dan mulai ngerasa kalau penampilan fisik mulai penting.
TAHAP 3
Fisik:
Perubahan fisik di tahap ini udah mulai kelihatan banget nih! Biasanya tahap ini terjadi saat kita menginjak usia 12 tahun. Mulai dari payudara mulai tumbuh dan berkembang, rambut kemaluan yang tumbuh di fase kedua jadi lebih tebal dan keriting, munculnya rambut di area ketiak, muncul jerawat di area wajah dan punggung karena pengaruh hormon, serta pembentukan lemak di area pinggul dan paha.
Di tahap ini juga, kita akan mengalami menstruasi pertama atau yang disebut dengan menarche, dan wajar banget kalau siklusnya nggak teratur kita alami tiap bulan. Hal ini terjadi karean tubuh dan organ reproduksi di bawah sana lagi beradaptasi sama perubahan. Siklusnya baru berangsur normal saat udah menuju 6 bulan -1 tahun.
Menstruasi akan berlangsung selama 3-7 hari, dan tentunya kita butuh pembalut yang nyaman supaya aktivitas kita tetap lancer. Gunakan Softex Comfort Slim 36cm sebagai teman di momen menstruasi pertama kita, dengan permukaan yang lembut dan menyerap cepat, nggak perlu khawatir lagi bakal bocor, tembus, ataupun lembap.
Cari tahu lebih banyak tentang menarche di 7 FAKTA HAID PERTAMA
Psikis:
Karena perubahan fisik udah mulai kelihatan banget, psikis kita sebagai remaja juga akan berubah yaitu makin mementingkan tampilan fisik. Kita bakal mulai peduli dengan skincare (supaya nggak salah, baca artikel tentang Tips Skincare buat Remaja), mulai coba-coba tren fashion yang akan cocok di kita, semua akan jadi masa eksplorasi buat kita.
Selain itu, kita juga jadi lebih kritis karena makin banyak pertanyaan yang bikin kita penasaran, terutama dengan temuan-temuan kita tentang dunia orang dewasa. Karena kita merasa remaja, nggak jarang kita jadi ngerasa ‘tahu segalanya’ dan punya gap yang cukup luas antara kita dengan orang dewasa. Padahal, cerita ke orang dewasa juga bakal seru lho! Karena mereka akan ngasih tau seluk beluk tentang remaja yang bisa kita pelajari ke depannya!
TAHAP 4
Fisik:
Nah, tahap ini jadi tahap terakhir dalam fase pubertas, dan biasanya terjadi saat kita memasuki usia 15 tahun. Di tahap ini, kematangan kita secara fisik udah kelihatan seluruhnya, misalnya payudara yang udah mencapai ukuran orang dewasa, menstruasi udah makin teratur, pertumbuhan tinggi badan yang udah mencapai ukuran orang dewasa, rambut kemaluan dan ketiak yang jadi lebih lebat, pinggul dan bokong yang makin terbentuk, serta organ reproduksi dan genital udah berkembang sepenuhnya.
Psikis:
Karena udah makin matang dan fisik yang serupa orang dewasa, psikis kita sebagai remaja pun ikut berkembang dan mulai mencari jati diri. Kita udah bisa mulai nentuin apa yang kita suka dan nggak suka, udah makin sadar kalau kita harus menjalani kehidupan dengan mandiri, dan terlalu menggantungkan diri kita ke teman, bukan keluarga. Nggak jarang, fase ini bikin kita sering dianggap melawan orang tua, karena nggak mau terus-terusan diarahkan dan pingin punya pilihan sendiri.
Nah, justru di fase ini saatnya kita tunjukkan kalau kita adalah remaja yang bisa dipercaya orang tua. Nggak cuma nonjolin sisi rebel aja, tapi justru ikut mengerti kalau orang tua juga punya kekhawatiran terhadap kita karena nggak mau kita terjerumus ke pergaulan yang salah. Nggak ada salahnya lho ngenalin orang tua kita ke teman-teman dekat, dan sesekali ajak orang tua kita buat tahu aktivitas kita di luar sekolah. Nggak perlu bohong juga kok, sehingga orang tua juga bakal punya rasa percaya yang kuat terhadap kita. Kalo perlu bikin FORUM KELUARGA untuk membicarakan atau berdiskusi supaya kita dan orang tua ketemu solusinya. Not an easy task, but it’s worth a try!
Foto: Shutterstock