Nyatanya, memaafkan lebih gampang diucap daripada dipraktekkan. Masih simpan uneg-uneg yang susah termaafkan? Mungkin kamu harus belajar cara memaafkan mumpung lagi momen bulan puasa Ramadan.
Dalam bersosialisasi, rasanya nggak mungkin kita benar-benar bisa menghindari perasaan sakit hati. Kalau udah dihadapin sama kejadian yang bikin kita kesel dan marah, susah banget memaafkan hal yang dilakukan orang-orang terhadap kita. Akhirnya, berujung jadi dendam karena udah terlanjur sakit. Rasa maaf kayaknya udah susah buat keluar, susah buat melepaskan dan mengikhlaskan hati yang kesal, padahal kalau begini terus malahan kita yang semakin rugi lho.
KENAPA KITA SUSAH BANGET MEMAAFKAN SESEORANG?
Kalau dibandingin, pasti rasanya lebih kesel saat kita diomongin sahabat dari belakang daripada berjam-jam comment war di Instagram sama orang yang nggak kita kenal. Lebih dendam diselingkuhin pacar daripada tau kalau gebetan kita ternyata suka sama orang lain.
Karena kenyataannya, lebih susah memaafkan kesalahan orang terdekat yang udah kita percaya hampir 100% nggak akan menyakiti kita, tetapi karena satu dan lain hal membuat rasa sakit itu kejadian. Kita jadi ngalamin trust issue, krisis kepercayaan sama orang lain karena nggak nyangka kalau hal ini akan menimpa kita. Semakin lama, rasa marah tadi makin berkembang karena banyak hal yang kita pikirkan. Akhirnya muncul rasa di mana kita lebih baik untuk tetap menyimpan dendam dan merasa nggak perlu memaafkan mereka.
KENAPA SIH KITA HARUS MEMAAFKAN?
First, pahamin dulu nih apa arti memaafkan. Menurut Stephanie Caudle, kontributor di Huffpost, memaafkan artinya merelakan hak kita untuk balas melukai orang yang udah melukai kita. Memaafkan itu gak perlu kita mendengar kata maaf dari orang tersebut supaya bisa move on, tapi memaafkan dirancang biar kita (sebagai ‘korban’) bisa bebas.
Dengan kata lain, kadang memaafkan gak ada hubungan langsung dengan si pelaku.
Memaafkan juga adalah bagian dari self-healing atau menyembuhkan diri sendiri supaya lukanya gak selamanya tinggal di ingatan kita.
PUNYA RASA MARAH ITU WAJAR KOK
Hal ini karena adanya ego buat menjaga dirinya nggak dianggap remeh dan tetap dihargai akibat kesalahan yang terjadi. Tapi secara nggak sadar, kemarahan yang disimpan terus menerus di dalam hati punya efek buruk lho buat kita. Rasa dendam bisa berefek secara psikologis hingga kesehatan kita.
Saat kita marah, mungkin banget kita mempunyai kesempatan untuk meluapkan ke orang yang bikin salah ke kita, tapi mungkin juga nggak! Jadi sebenarnya manfaat utama memaafkan itu nggak lain untuk diri kita sendiri, untuk membuktikan kalau kita bisa kok berdamai dengan perasaan dan emosi kita tanpa harus orang lain memohon-mohon. Apapun hasilnya, kita bisa membiarkan energi negatif dan dendam di dalam diri keluar buat menghindari efek buruk buat diri kita sendiri.
CARA TERBAIK MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG LAIN
Robert Enright, PhD, seorang profesor psikologi pendidikan di University of Wisconsin-Madison dan cofounder dari International Forgiveness Institute mengatakan, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memaafkan orang lain, seperti:
Luapkan kemarahan, jangan dipendam! Kadang, rasa marah bikin kita nggak fokus sama hal apa yang sebenernya bikin kita ngamuk banget. Perlakuannya kah? Kontennya kah? Kitapun kadang nggak bisa memetakan dengan benar soal amarah kita. Maka dari itu, penting banget untuk meluapkan kemarahan yang terjadi di diri kita sekaligus mengetahui apa sih inti yang bikin kita marah. Dengan begitu, akan lebih mudah memaafkan masalah yang udah bikin emosi kita meluap itu.
Jangan buru-buru kalau memang perlu. Kata orang, nggak baik kalau marah sampai berlama-lama. Tapi nyatanya, butuh waktu untuk meredam rasa marah dan berusaha memaafkan orang lain, dan bisa memakan lebih dari satu hari. It can be weeks, months, or even years! Tapi balik lagi, ini adalah perjalanan kita untuk menerima kesalahan orang lain dan memaafkannya dengan benar-benar tulus. So take your time, nggak perlu terburu-buru kalau nantinya hanya akan bikin emosi dan amarah masih tersisa. Kalau kamu udah siap memaafkan, pasti perasaanmu akan lebih lega dibanding memaafkan dengan terpaksa.
Memaafkan bukan berarti melupakan. Mungkin dalam perjalanan kita memaafkan orang lain, ada rasa kesal yang tersisa dan butuh waktu lama untuk benar-benar memaafkan. Rasanya, semua kesalahan terus-terusan keinget kayak film di kepala kita. Dan wajar banget saat orang lain menyinggung hal tersebut, kita masih suka merasa sedih dan kesal. Tapi balik lagi, memaafkan nggak berarti melupakan kejadian yang bikin kita kesal dan marah, apalagi kalau kejadian tersebut berat impact-nya buat kita. Memaafkan lebih kepada berusaha membuat rasa sakit dan benci tersebut bukan lagi pusat kemarahan kita. Kita udah berhasil move on, sedangkan kejadian tersebut bisa kita jadikan pelajaran.
Foto: Shutterstock